Kata Wahyu Dian, ahli AC pemilik gerai Awang AC di sentra otomotif Pasar Inpres Duren Sawit, Jakarta Timur, orang banyak mengeluhkan tarikan jadi berat kala AC bekerja. "Pada prinsipnya, kompresor AC memang membebani mobil. Kalau berat tarikannya masih wajar, seharusnya tidak ada masalah," tegasnya.
Namun, menurutnya, yang perlu dikhawatirkan ketika kompresor AC mulai bekerja, tenaga mesin langsung drop, atau bahkan seakan-akan mesin hendak mati ketika sedang berhenti. Saat melaju di kecepatan rendah, kita ingin menginjak pedal gas lebih dalam.
Kalau gejalanya seperti di atas, cek kemungkinan-kemungkinan ini:
1. Untuk mobil belum sistem injeksi, bisa karena penyetelan rpm pada kondisi idle tidak tepat. Penyetalan berguna menyesuaikan beban dan putaran mesin. Idealnya, pada saat diam dan AC belum dihidupkan, jarum menunjukkan 800 rpm. Bila AC menyala, seharusnya jarum berada di 900-1.000 rpm. Kurang dari itu, cenderung mesin akan mati.
"Kalau untuk mobil injeksi, biasanya sudah diatur komputer. Tapi, maasih ada juga yang butuh penyetelan,"
2. Kompresor terlalu besar atau tidak sesuai standar. Ini sering terjadi apabila kompresor diganti bukan aslinya. Bisa karena bekas modifikasi, penggantian produk aftermarket yang berspesifikasi lebih bagus, tetapi tidak cocok. Kompresor bermasalah juga bisa jadi penyebab tenaga mesin drop.
3. Sirkulasi kurang baik. Sebaiknya cek sistem perputaran AC, kemudian kondensor sampai evaporator. Perputaran hembusan udara yang terhambat otomatis membuat kerja kompresor semakin berat. Efeknya, tenaga mesin jadi ikut ngos-ngosan.
4. Atau jangan-jangan tenaga mesin drop karena Anda jarang melakukan perawatan mesin. Kadang yang bermasalah bukan AC-nya, tetapi justru karena mobil jarang diganti saringan udara, oli, dan komponen lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yang bermanfaat ya, sopan dan terpercaya