Wiweko tercatat menjadi seorang putera terbaik yang turut mengembangkan armada penerbangan Indonesia. Wiweko yang telah menerbangkan berbagai jenis pesawat juga dikenal sebagai perancang forward facing crew cockpit untuk pesawat berbadan lebar Airbus A-300 Indonesia. Hasil rancangan itu kemudian diterima dan dipakai seluruh pesawat terbang berbadan lebar di dunia. Wiweko juga dinilai sukses mengembangkan Garuda Indonesia Airways tahun 1968-1984.
Ketika memimpin Garuda, Wiweko menjadikan flag carrier itu kedua terbesar di belahan bumi Selatan, setelah Japan Air Lines, dengan 79 armada jet. Armada Garuda bahkan lebih besar dari yang dimiliki oleh banyak negara Eropa pada waktu itu. Swiss Air misalnya, konon hanya memiliki 55 buah pesawat. Memang, untuk itu utang komersial Garuda membengkak hingga mencapai 850 juta dolar Amerika. Wataknya yang keras dan suka melawan arus, tercermin dalam menghadapi keluarga Soeharto. Penguasa Orde Baru tersebut sering membuat banyak orang ketakutan. Tidak demikian dengan Wiweko. Pada saat menjadi Dirut Garuda, ia pernah menolak mentah-mentah anak-anak Soeharto yang datang menawarkan jasa asuransi. Bukan hanya menolak, ia malah menasehati anak-anak Soeharto agar belajar dulu mengenai bidang asuransi. Bersama almarhum Mayjen AU Nurtanio, pemegang penghargaan Bintang Mahaputera itu membangun pesawat layang NWG jenis Zogling. Puncak kreativitasnya tentu ketika membuat pesawat RI-X WEL (Wiweko Experimental Light-plane) bermesin sepeda motor Harley Davidson 750 cc, tahun 1948. Di lain waktu, pengagum aviator Amerika Charles Linbergh, pernah terbang solo Oakland, AS, ke Jakarta, dengan pesawat Beechcraft Super H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yang bermanfaat ya, sopan dan terpercaya