Pages

Kamis, 24 Juli 2014

Pentingnya Tutup Pentil Ban bagi Keselamatan Berkendara

Tutup pentil ban atau biasa disebut valve cap sering diremehkan. Wujudnya yang kecil dan menjadi bagian dari ban yang kotor membuat banyak orang mengesampingkan benda ini. Namun, sebenarnya, dalam rancang bangun kendaraan, benda seremeh dan sekecil apa pun dipastikan punya fungsi.

Karena sering dianggap sepele padahal cukup signifikan menambah unsur keselamatan, Humas Mabes Polri pun memberikan imbauan pentingnya peranti kecil ini. Jika ada yang punya pengalaman ditilang karena tutup pentil, permasalahannya bukan karena hal kecil, melainkan lebih jauh karena keselamatan berkendara yang disokong oleh ban dan bagian-bagiannya.

Dijelaskan, ada dua peran tutup pentil yang berhubungan dengan keselamatan berkendara, yaitu

1. Benda ini bertugas mencegah kotoran. Debu, air, atau bahkan lumpur yang masuk ke daerah pentil dapat merusak katup dan berbagai peranti di dalamnya (termasuk per, penonjok kecil, dan sil karet).

Jika dibiarkan lama, dikhawatirkan timbul korosi yang menyebabkan katup bocor atau membuat sil karet getas. Alhasil, pentil akan rusak dan menimbulkan kebocoran halus. Karena tekanan angin ban sangat penting sehubungan dengan keselamatan berkendara, polisi juga memberi perhatian untuk bagian ini.

2. Fungsi kedua, tutup pentil juga mencegah agar udara yang ada di dalam ban tidak keluar melalui celah kecil katup pentil. Andai pentil rusak pun, dengan adanya tutup, kebocoran masih bisa ditahan perlahan, tidak drastis membuat ban kempes yang tentunya akan berbahaya.

Soal bahan dan model, dijelaskan tidak ada masalah. Paling penting adalah mencari tutup pentil yang atau pas dengan lubang (jika tutup pentil asli bawaan hilang).

Jenis
Ada beberapa jenis tutup pentil ban. Paling sederhana dan mudah ditemui, berbahan plastik dan standar warna hitam. Hanya, model ini berpotensi getas dalam jangka waktu tertentu. Ada tutup pentil berbahan metal. Biasanya, di bagian dalam terdapat sil karet yang untuk menyumpal rapat lubang masuknya udara di pentil ban.

Jenis ketiga, tutup pentil ban dengan indikator tekanan angin. Bila indikatornya menyala hijau berarti tekanan angin normal. Jika warna kuning muncul tandanya tekanan angin berkurang. Merah, berarti ban tidak aman untuk dikendarai.

Ada juga tutup pentil ban dengan fungsi dekoratif. Tujuan utamanya sebagai kosmetik yang mempercantik tampilan kendaraan. Modelnya macam-macam, dari kepala tengkorak, bola basket, dadu, dan sebagainya.


Sumber
Sumber

Rabu, 02 Juli 2014

Begini Cara Mengerem yang Benar dan Aman

Tidak semua orang mahir mengendalikan sepeda motor. Namun yang lebih penting sebenarnya bukan soal bermanuver, tetapi justru hal-hal sederhana seperti teknik mengerem. Banyak yang asal mengerem untuk mengurangi kecepatan atau berhenti, padahal untuk mengerem secara aman ada teorinya.

Sebenarnya mengerem yang benar-benar efektif adalah menggunakan secara bersamaan antara rem depan dan belakang, bukan mengoptimalkan salah satu.


”Kita tidak bicara presentase kekuatan, misalnya rem depan dan belakang harus total jumlahnya 100 persen. Karena itu rancu. Lebih efektif untuk menghentikan atau memperlambat laju adalah menggunakan rem depan,”

Berikut detail tips dari Emerson untuk semua biker agar menguasai teknik mengerem yang benar :
1. Dilihat tipe sepeda motor,  hampir sama jika bicara pengereman. Memang, untuk sepeda motor sport akan lebih kompleks, karena sesudah mengerem harus dibarengi dengan memindah gigi ke lebih rendah (engine brake) jika ingin semakin efektif. Ini juga mirip untuk sepeda motor bebek, namun karena bobot jenis cub tidak seberat sport, engine brake dilakukan jika urgent.

2. Belajar dulu! Saat belajar naik kendaraan roda dua misalnya sepeda, sudah terpatri dalam benak agar pakai rem belakang dulu. Nah, untuk sepeda motor tidak bisa sepenuhnya diterapkan. ”Banyak asumsi biker mengerem roda belakang lebih efektif, pemikiran ini yang harus diubah,”

3. Penekanan atau kekuatan rem, biker sendiri yang bisa menentukan. Hal ini dilihat dari kecepatan dan kondisi jalan. Misalnya di jalan basah, alangkah baiknya tidak terlalu ditekan jika mengerem. Itulah sebabnya, jika di jalanan basah atau licin, wajib mengurangi kecepatan agar jika sewaktu-waktu butuh mengerem, tidak ditekan keras karena laju sepeda motor terlalu kencang.

Cara kerja Sistem Rem Angin/Pneumatic/Air

Full air brake adalah sistem pengereman yang paling banyak dipakai pada bis, truk dan kendaraan berat lainnya. Untuk bis sendiri, saat ini rata2 sudah mengaplikasikan sistem ini. Perbedaan mendasar dengan sistem hidrolik adalah media yang digunakan untuk menekan kampas rem. Pada sistem hidrolik menggunakan media minyak, sedang pada full air brake menggunakan tekanan udara. Pada sistem full air brake terdapat beberapa komponen utama antara lain:

1. Compressor
2. Pressure regulator
3. Air reservoir tank
4. Treadle valve (Pedal rem)
5. Front / rear proportioning valve
6. Front and rear service brake chamber + spring brake chamber
7. Spring brake release valve (Tuas rem parkir)


Skema sistem pengereman full air brake Prinsip kerja sederhananya kurang lebih sebagai berikut:


Gambar 2 Gambar 2 adalah kondisi air brake chamber off, dimana tidak ada udara compressor yang dialirkan oleh treadle valve (pedal rem tidak diinjak). Tekanan di chamber 0 kg/cm2

Breake System (Rem Angin/udara Bagian 2)

4. Relay Valve

Relay valve di kendalikan oleh udara bertekanan dari brake valve, relay valve membuka dan menutup aliran udara bertekanan dari tangki ke tabung rem (brake chember). Untuk mengaktifkan dan membatalkan rem dengan cepat.
Kontruksi relay valve seperti pada gambar di bawah. Rem depan dan belakang memiliki relay valve tersendiri.

5. Brake Chamber

brake chamber dan slack adjusters
Brake chamber berfungsi unuk merubah tekanan udaara menjadi gerakan mekanis dan melalui sebuah push rod mengerakan tuas slack adjuster. Walaupun brake chamber depan dan belakang kontruksinya sama namun pada brake chamber belakang biasanya di lengkapi dengan spring brake.
Saat udara bertekanan di alirkan ke dalam brake chamber , diafragma dan push rod tertekan dengan kekuatan sesuai gaya tekan pada diafragma, mengerakan sebuah cam rem melalui tuas pada slack adjuster.

Ketika pedal rem di lepas, push rod dan diafragma di tekan balik oleh sebuah pegas pembalik, mengembalikan posisi cam dan membantu pembuangan udara. Slack adjuster kontruksinya seperti pada gambar di bawah. Dengan memutar adjuster screw, worm gear dan camshaft akan berputar dan akan mengatur celah kanvas dengan tromol. Pada ujung adjusting screw di pasang sistem pengunci posisi yang terdiri dari spring dan ball.

Spring brake chamber
Walaupun umumnya di pasang pada roda bagian belakang dan normalnya di gunakan sebagai rem utama, di dalamnya di pasang spring brake yang dapat membantu pengereman pada saat darurat atau parkir.
Seccara struktural brake chamber terbagi 2 bagian: Bagian rem utama (service brake) dan bagian spring brake chamber seperti pada gambar .
Bagian rem utama bekerja sebagai brake chamber biasa. Bagian spring brake, pegas di tekan terus menerus pada posisi tertekan oleh udara yg bertekanan dari lubang tabung spring brake (B) ketika udara pada spring brake chamber di buang, piston terdorong oleh gaya pegas sleeve bergerak menekan push rod utama untuk mengaktifkan rem
Utuk menekan penuh spring brake di perlukan tekanan 490 kPa (5,0 kgf/cm2).