Dikatakan pula, FCB juga bisa digunakan untuk memasok listrik untuk keperluan perlengkapan kelistrikan rumah tangga, seperti televisi, kulkas, oven dan sebagainya yang menggunakan arus bolak-balik (AC) dengan tegangan yang telah disesuaikan atau dibutuhkan (di Jepang 110 volt).
Sebenarnya, ini merupakan untuk kedua kalinya Toyota coba memanfaatkan mobil atau kendaraan sebagai sumber listrik darurat . Sebelumnya, digagas Prius hibrida plug-in sebagai sumber listrik darurat yang disebut vehicle to home (V2H) atau kendaraan untuk rumah.
Nah Untuk 100 jam Tenaga listrik yang dihasilkan bus, seharusnya digunakan untuk memutar motor listrik (menjalankan bus), dipindahkan ke rumah atau tenda darurat (bisa juga gedung olahraga yang dijadikan tempat penampung sementara). Untuk ini, listrik DC yang dihasilkan sel bahan bakar diubah dulu menjadi AC, umumnya digunakan di rumah tangga.
Di Jepang bus ini dirancang untuk menghasilkan listrik bertegangan 100 volt. Untuk rumah yang mengonsumsi listrik 1,5 kW di rumah, untuk kebutuhan 100 jam lebih.
Di Jepang bus ini dirancang untuk menghasilkan listrik bertegangan 100 volt. Untuk rumah yang mengonsumsi listrik 1,5 kW di rumah, untuk kebutuhan 100 jam lebih.
Ramah lingkungan
Dengan menggunakan FCB yang mulai banyak beroperasi di Jepang, kebutuhan listrik saat darurat bisa dipenuhi lebih lama dibandingkan menggunakan mobil hibrida plug-in. Ruang bus yang besar untuk menimpan hidrogen menghasilkan sumber listrik lebih besar dan tentu saja bisa memenuhi kebutuhan makin lama. Tak kalah menarik, FCB juga menjadi pembangkit listrik bergerak tanpa emisi.
Menurut TMC, proyek V2T nantinya - ditargetkan – menggunakan bus - bisa memasok listrik 9,8 kW selama 50 jam. Bahkan diperkirakan, dengan tangki terisi penuh, bus FC bisa memasok listrik ke gedung olah raga yang membutuhkan listrik 100 kWh selama 5 hari.
Untuk yang terakhir, TMC berencana mengetesnya pada 2013 dan 2014, sebagai Proyek ToyotaCity Low-Carbon Verification. Di samping itu, antisipasi untuk mendapatkan sumber listrik saat darurat, khusus geografis Jepang yang sering mengalami gempa dan tsunami.
Untuk demo FCB pertama 2 September 2012, Toyota akan melakukannya di Aichi Prefektur dan Toyota City. Bus digunakan sebagai pemasok listrik untuk mengoperasikan 20 layar televisi seperti yang tedapat pada tenda darurat saat terjadi bencana.
reff : http://otomotif.kompas.com/teknologi
Dengan menggunakan FCB yang mulai banyak beroperasi di Jepang, kebutuhan listrik saat darurat bisa dipenuhi lebih lama dibandingkan menggunakan mobil hibrida plug-in. Ruang bus yang besar untuk menimpan hidrogen menghasilkan sumber listrik lebih besar dan tentu saja bisa memenuhi kebutuhan makin lama. Tak kalah menarik, FCB juga menjadi pembangkit listrik bergerak tanpa emisi.
Menurut TMC, proyek V2T nantinya - ditargetkan – menggunakan bus - bisa memasok listrik 9,8 kW selama 50 jam. Bahkan diperkirakan, dengan tangki terisi penuh, bus FC bisa memasok listrik ke gedung olah raga yang membutuhkan listrik 100 kWh selama 5 hari.
Untuk yang terakhir, TMC berencana mengetesnya pada 2013 dan 2014, sebagai Proyek ToyotaCity Low-Carbon Verification. Di samping itu, antisipasi untuk mendapatkan sumber listrik saat darurat, khusus geografis Jepang yang sering mengalami gempa dan tsunami.
Untuk demo FCB pertama 2 September 2012, Toyota akan melakukannya di Aichi Prefektur dan Toyota City. Bus digunakan sebagai pemasok listrik untuk mengoperasikan 20 layar televisi seperti yang tedapat pada tenda darurat saat terjadi bencana.
reff : http://otomotif.kompas.com/teknologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yang bermanfaat ya, sopan dan terpercaya