Proses Pembakaran
Kualitas dari poses pembakaran campuran udara bensin adalah sangat penting, meskipun nilai perbandingan campurannya sudah ideal (misalnya lambda = 1), akan tetapi waktu mulainya saat pembakaran, atau besarnya cetusan bunga api pada busi sangat mempengaruhi efisiensi thermis yang dihasilkan mesin sekaligus mempengaruhi emisi
Saat pengapian harus diatur secara tepat dan selalu berbeda dari setiap kondisi operasional mesin dan tergantung dari; suhu air pendingin, putaran dan beban mesin, jenis bahan bakar yang dipakai, detonasi serta kadar oksigen yang terkandung dalam gas buang dll. Saat Pengapian yang tepat dapat menghasilkan tekanan pembakaran yang optimal, emisi/gas buang yang lebih bersih. Saat pengapian yang terlalu maju, menyebabkan knocking, suhu mesin terlalu tinggi, emisi yang jelek dan dapat menimbulkan kerusakan mesin. Saat pengapian terlambat, campuran udara bensin tidak terbakar dengan sempurna, daya mesin turun emisi CO dan HC sangat banyak
Sistem pengapian konvensional, pengontrolan saat pengapian hanya berdasarkan putaran dan beban mesin saja, sedangkan mesin-mesin yang menerapkan engine management memungkinkan mengontrol saat pengapian berdasarkan banyak parameter, dengan demikian akan diperoleh perbandingan campuran udara bensin yang ideal, tekanan pembakaran yang optimal, pemakaian bahan bakar yang lebih irit, serta emisi/gas buang yang berwawasan lingkungan.
Disamping beberapa faktor di atas yang berpengaruh terhadap emisi/gas buang, daya/kekuatan pengapian juga sisi lain yang dapat mempengaruhi kualitas pembakaran, oleh karena itu busi sebagai komponen sistem pengapian harus mempunyai syarat-syarat tertentu seperti;
Besar celah elektroda busi harus diukur sedemikian rupa, agar dapat mengaktifkan pembakaran dalam volume yang besar serta bervariasi, celah elektroda yang lebih besar akan dapat mereduksi HC, akan tetapi celah yang terlalu besar bisa menyebabkan kemampuan pengapian jadi menurun atau malah dapat merusak koil pengapian. Busi harus ditempatkan sedemikaian rupa agar dapat membakar dengan mudah campuran udara bensin. Konstruksi busi juga harus dapat mengalirkan panas yang berlebihan akibat proses pembakaran.
Pengaruh Saat Pengapian Terhadap Emisi.
Emisi HC dan CO
Saat pengapian harus ditetapkan secara kompromis antara daya mesin yang diharapkan dengan kadar emisi yang berwawasan lingkungan, terutama pada HC dan CO. Perbandingan campuran udara bensin yang ideal adalah salah satu langkah untuk mereduksi kadar HC dan CO dalam emisi, disamping mengatur saat pengapian yang sesuai dengan segala kondisi operasional mesin. Pengajuan pengapian yang berlebihan dapat menyebabkan kadar HC dan CO dalam gas buang akan meningkat, oleh karena itu pengajuan pengapian berdasarkan engine management akan lebih sesuai untuk mereduksi HC dan CO.
Emisi NOx
Emisi ini sangat tergantung dari perbandingan campuran udara bensin dan suhu ruang bakar. Pada perbandingan campuran dengan lambda = 0.99 sampai 1 akan terjadi kadar NOx yang maksimum dalam gas buang, karena NOx timbul akibat suhu ruang bakar yang semakin panas, oleh sebab itu pengajuan pengapian yang kompromis sangat diperlukan agar kadar NOx tidak berlebihan dalam gas buang.
Pengaruh Mekanisme Mesin Pada Emisi
1. Tekanan kompressi rendah; Pembakaran tidak sempuna, HC dan O2 Tinggi
2. Kebocoran saluran masuk: Campuran kurus, O2 Tinggi, HC Tinggi
3. Kesalahan penyetelan celah katup/Kesalahan katup; katup tidak menutup sempuna; kompresi bocor, pembakaran tidak sempurna, HC tinggi, O2 tinggi.
4. Tidak adanya pembakaran di salah satu silinder/busi mati, HC tinggi, O2 tinggi
5. Tidak adanya pembakaran di salah satu silinder/injektor mati (mesin EFI), HC rendah O2 tinggi
6. Kebocoran paking kepala silinder, Kompressi bocor, pembaran tidak sempurna, HC tinggi, O2 tinggi.
Bila kita perhatikan data di atas, segala sesuatu kerusakan akibat mekanisme mesin akan mempengaruhi HC dan O2...
Sumber
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yang bermanfaat ya, sopan dan terpercaya