Pages

Selasa, 29 Januari 2013

Knocking = Detonasi, Benar Ngak Sih ?

Salah kaprah, itulah kata yang tepat untuk untuk yang menyebut knocking sebagai detonation (tidak ada terjemahan dalam bahasa Indonesia, kalo dipaksa di-indonesia-kan, tidak salah disebut detonasi sebagai kata pengganti detonation). Sehingga menjadi umum bahwa bunyi knocking dalam mesin di sebut sebagai detonasi ? semudah itukah? Jawabanya tidak. Bahkan saya tidak pernah menemui buku tentang Internal Combustion Engine yang menyebut knocking sebagai detonasi, dan juga saya tidak pernah mendengar seorangpun menyebut kata-2 detonasi dalam seminar ilmiah tentang Internal Combustion Engine di tingkat internasional sekalipun. Ternyata kata-2 detonasi untuk menyebut knocking, hanya dapat ditemui di internet, tukang service mobil.

Knocking
Knocking (atau juga sebut pinging atau pinking) adalah bunyi gemerutuk dalam ruang bakar, krn adanya getaran pressure dengan frekuensi tinggi (ini biasa juga disebut rumble of pressure). Kenapa ada rumble of pressure? Krn pembakaran dalam ruang bakar tidak relatif serempak (sebenarnya dalam kondisi tanpa knocking-pun pembakaran tidak pernah terjadi serempak, makanya saya menggunakan kata relatif). Pembakaran yang tidak serempat disebabkan oleh tidak meratanya distribusi temperatur dalam silinder.
Sehingga, ketika busi belum meletup, pembakaran di daerah yang jauh dari busi sudah terjadi (atau setelah busi meletup hal ini bisa terjadi pembakaran susulan terjadi tanpa ada sumber api). Kondisi inilah yang biasa disebut sebagai autoignition (terbakar dengan sendirinya). Kenapa autoignition itu terjadi, itu akan menjadi pembahasan yang panjang. Akan saya bahas dengan judul tersendiri.

Detonation


Detonasi pertama kali ditemukan tanpa sengaja dalam “kecelakan” laboratorium oleh ahli teknik kimia, Mallard dan grupnya (1881), dari Perancis. Dari situ, mereka heran kenapa kecepatan pembakarannya tidak seperti hasil teori atau hasil penelitian selama ini. Kecepatan rambat pembakarannya jauh lebih tinggi dari hasil penelitian atau teori saat itu. Itu lah sekilas tentang latar belang ditemukannya detonasi. Detonasi didefinisikan sebagai proses pembakaran yang kecepatan rambatnya melebihi kecepatan suara. Ada beberapa ciri-2 detonasi, yaitu: antara flame front dan shock front berimpit (shock wave di depan flame front dalam order di bawah 1 micon second), adanya diskontinyuitas tekanan akibat dari shock wave (shock wave : diskontinyuitas aliran yang terjadi pada aliran dengan laju kecepatan lebih dari kecepatan suara). Tentu definisi detonasi di atas sangat berbeda 180 drajat dengan definisi knocking yang diakibatkan oleh autoignition. Memang ada sedikit garis singgung antara detonasi dengan ciri-2 dari knocking, yaitu juga adanya kenaikan tekanan pada penomena knocking, tetapi apakah kenaikan tekanan itu diskonyuiti? dan apakah kecepatan rambat pembakarannya melebihi 1 mach (kecepatan suara)? Tentu sangat sulit untuk menjawab pertanyaan itu.

reff :
gudangilmu.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yang bermanfaat ya, sopan dan terpercaya