Cepat atau lambat, teknologi penerangan dan lampu pada mobil segera berubah. Halogen yang sudah sekian lama dan masih digunakan sampai sekarang, segera ditinggalkan. Begitu juga dengan xenon atau high intensity discharge (HID).
Pilihan terbaru, sebagai pencahayaan dan indikator adalah light emitting diode (LED),organic light emitting diode (OLED), active matrix organic light emitting diode (AMOLED) dan tak kalah menarik adalah Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation atau lebih dikenal dengan laser.
Semuanya berpacu dengan kelebihannya. Peralihan teknologi akan berlangsung cepat karena makain banyak digunaan dan diproduksi semakin masif.
Contohnya, LED dan OLED digunakan untuk televisi dan layar informasi. Sedangkan AMOLED sebelumnya pada smartphone dan tablet, kini juga merambah ke televisi. Terakhir, pada awal bulan ini Samsung sudah memperlihatkan layar AMOLED yang bisa dilipat di CES, Las Vegas.
Faktor yang mempercepat produk tersebut diadopsi, regulasi konsumsi bahan bakar dan emisi karbondioksida yang kian ketat serta tuntutan tingkat keselamatan semakin tinggi.
LED
LED bukan lagi teknologi baru pada mobil. Saat ini tidak hanya digunakan sebagai Day Running Light (DRL) atau lampu siang hari, sein (indikator belok), rem, juga untuk lampu utama depan. Kendati demikian baru terbatas pada mobil kelas menengah dan premium. Maklum, teknologi “driver’ masih mahal.
Dibanding xenon, LED membutuhkan energi yang lebih rendah untuk kualitas pencahayaan yang sama. Sementara xenon, meski juga lebih unggul dari halogen, untuk start butuh waktu agak lama dan arus yang lebih besar. Di samping itu, tidak bisa hidup langsung. Inilah pula, menyebabkan xenon digunakan sebagai lampu utama yang berfungsi sebagai lampu dekat dan jauh (H4).
Kalaupun ada, harus dilengkapi dengan mekanisme yang bisa mengubah arah sorotan yang disebut autoleveling. Akibatnya, harga semakin mahal.
LED juga membuat penampilan mobil semakin keren, atraktif bahkan cantik. Kini modul LED mulai diintegrasikan dengan komputer mobil. Hasilnya, penyebaran dan arah sorotan cahaya bisa berubah secara otomatis sesuai dengan kondisi saat mobil berada. Begitu juga intensitasnya. Misalnya, untuk lampu jauh dan dekat (dimm dan high), tidak tidak memerlukan mekanisme seperti xenon. Tetapi bisa diatur secara otomatis berdasarkan cahaya lampu mobil dari depan atau kontour jalan!
Pengaruh LED juga bersar terhadap desain mobil. Lihatlah, mobil terbaru, lampu depannya semakin sipit, lampu utama disatukan dengan sein dan DRL. Selain makin gaya, tentu saja untuk memperoleh aerodinamika yang semakin baik (performa dan konsumsi bahan bakar yang irit).
reff :
http://otomotif.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yang bermanfaat ya, sopan dan terpercaya